Dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW ke 1434 H, Pemerintah Kabupaten Malang menggelar acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang berlangsung di Pendopo Agung Kabupaten Malang Senin (11/02). Acara ini dihadiri oleh Bupati Malang, Wakil Bupati, Forum Pimpinan Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD, para Kepala SKPD, para Kepala Bagian, Camat, Kepala KUA, Pimpinan Ormas Islam, Organisasi Wanita, para karyawan/karyawati Pemkab dan Kementerian Agama serta para kaum duafa di Kabupaten Malang.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini mengambil tema “Melalui peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, kita akselerasikan suri tauladan Rasulullah dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, demi terwujudnya Kabupaten Malang yang Satata Gama Karta Raharja”. Begitulah bunyi tema tersebut yang nantinya akan disampaikan melalui tausiyah oleh Drs. KH. Imam Ma’ruf dari Kepanjen.
Dalam laporannya Nurhasyim, SH, M.Si Ketua Panitia Kegiatan sekaligus Kepala Bagian Bina Mental Setda Kab. Malang ini menjelaskan maksud dan tujuan diadakannya kegiatan ini yaitu, mempunyai maksud untuk mengenang kelahiran Rasulullah Muhammad SAW guna dijadikan Suri tauladan dan tuntunan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sedangkan tujuannya adalah sebagai salah satu sarana pembinaan mental spiritual bagi karyawan dan karyawati Pemerintah Kabupaten Malang dalam upaya mewujudkan masyarakat Kabupaten Malang yang Agamis sebagaimana visi Kabupaten Malang yang Madep Manteb.
Sebelum memberikan sambutannya Bupati terlebih dahulu menyerahkan bantuan berupa 165 paket sembako dari Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Malang, yang diberikan secara simbolis kepada perwakilan kaum du’afa di Kabupaten Malang
Dalam sambutannya Bupati mengungkapkan bahwa, Nabi Muhammad SAW merupakan sosok pribadi paripurna yang harus menjadi teladan bagi umat manusia. “Hal yang patut diteladani dari Nabi Muhammad SAW adalah sifat-sifat beliau yang begitu mulia, yaitu benar/jujur, amanah ,menyeru kepada perbuatan yang baik dan mencegah kemaksiatan, serta fathonah (cerdas). Sifat- tersebut, harus dijadikan pijakan untuk mencapai kebahagiaan yang seutuhnya, duniawi dan ukhrowi”. Ungkap Bupati
Bupati juga mengajak kepada seluruh masyarakat Kabupaten Malang, untuk bersatu, bahu membahu melakukan upaya-upaya nyata dalam melaksanakan pembangunan. Sehingga kita dapat mewujudkan secara optimal kemajuan dan kemandirian daerah dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Malang yang berlandaskan iman dan taqwa. “Dengan meneladani kehidupan Nabi Muhammad SAW, saya yakin permasalahan-permasalahan yang kita hadapi dapat kita selesaikan dengan baik, dan kondisi ideal yang kita harapkan dapat tercapai secara optimal.” Ajak Bupati
Dalam tausiayahnya Drs. KH. Imam Ma’ruf menyampaikan tentang sejarah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pertama kali dilakukan secara besar-besaran pada pertengahan Abad ke-6 Hijriah. Tradisi ini dimulai di Mosul (Irak) oleh Syaikh Umar bin Muhammad al-Mala, kemudian dikembangkan oleh Muzhaffar al-Din bin Zaynuddin (549-630). “Kalau di Indonesia peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, pertama kali di cetuskan oleh Menteri Agama yaitu K.H. KH Hasyim Asyari pada zaman Presiden Soekarno, itu semua saya dapatkan dari referensi dari buku yang saya baca”.
Beliau juga menjelaskan tentang filosofi dari penciptaan jari tangan manusia, seperti Jempol/Ibu jari Ibu adalah pembimbing kita. Kita akan selalu membutuhkan ibu kita untuk mengasuh dengan kasih sayang karena Ibu jari juga akan selalu dibutuhkan dalam melakukan segala hal, seperti mengambil barang, menulis, memegang. Kemudian jari telunjuk, jari telunjuk ini bagaikan seorang pemimpin yang selalu memerintah. Kita adalah pemimpin bagi diri kita sendiri. Kita lah yang mengatur dan memimpin jiwa dan raga kita. Kemudian jari tengah Sisi negatif dari jari tengah adalah jari yang sombong. Sisi positif dari jari tengah adalah sebagai simbol keseimbangan. Tiang penyangga bagi jari-jari yang lain. Untuk jari manis, jari yang baik, sabar, dan selalu menjadi teladan. Dan yang terakhir adalah jari kelingking, mengingatkan bahwa ada Zat Yang Maha Besar yang menciptakan alam semesta ini, dan posisi kita sebagai kelingking sangatlah kecil. Sumber: Humas Pemkab Malang.