Sosok Kartini adalah sosok penting bagi perkebangan bangsa ini. Salah satu pahlawan dan feminist Indonesia paling berpengaruh pada masanya. Sosok pejuang kesetaraan derajat bagi wanita dalam segala aspek kehidupan bangsa ini. Seorang wanita visioner yang luar biasa dan peduli atas pendidikan bangsa ini khususnya untuk kaum hawa. Maka wajar jika pada akhirnya kartini dianggap sebagai pahlawan, dan memang begitulah seharusnya.
Kehidupan Kartini masih memiliki pengaruh luar biasa terhadap kehidupan bangsa ini. Sejarah emasnya begitu memotivasi wanita Indonesia untuk terus berkembang dan berkembang lebih jauh lagi. Mengejar pendidikan setinggi mungkin, mengejar kehidupan dan kesejahteraan sekeras mungkin, dan hidup semandiri mungkin. Bahkan kini kaum wanita karir kian menjamur di setiap tempat di Indonesia, menjalankan bisnis pribadi dengan keuntungan yang begitu besar. Kegemerlapan dunia ini seakan tak ada yang tak mungkin mereka dapatkan. Setidaknya seperti itulah gambaran para kartini kini yang direpresentasikan oleh media massa kita.
Namun cukup sadarkah kita, cita-cita luhur kartini yang dulu itu kini telah berubah. Kesetaraan kelas dalam masyarakat antara laki-laki dan perempuan memang telah tercapai, namun munculah ketidaksamaan kelas antar sesama perempuan. Kemudahan akses pendidikan bagi wanita memang telah tergapai, namun telah muncul jurang pemisah baru bagi wanita itu sendiri, antara terdidik dan kurang terdidik. Kesejahteraan hidup memang sudah terwujud, tapi hanya bagi sebagian saja. Kartini kini, adalah mereka yang sukses dalam berkarir, berpendidikan tinggi, memiliki kemampuan untuk meningkatkan derajat sosialnya, memiliki kemudahan akses untuk segala kebutuhan kehidupan. Kartini kini, adalah mereka yang berhasil masuk dalam kaum borjuis.
Seakan kita lupa bahwa masih banyak kaum wanita yang jauh dari hingar bingar dunia. Mereka yang berjuang menyambung hidup, berusaha keluar dari kesulitan kehidupan, berjuang untuk nasib anak-anaknya, berjuang untuk ketenangan suaminya, berjuang untuk sesuap nasi setiap hari. Menyapu jalanan kota besar yang tak pernah tidur, mengais sampah sisa-sisa mereka yang tinggi ekonominya, dan tidur dalam hangatnya kardus dan indahnya langit malam. Mereka ini juga layak menjadi kartini bangsa ini, mereka juga layak disebut pejuang bagi negara ini. Karena sejatinya, bukan pencapaian dan perbaikan nasib saja yang menjadi tolak ukur ke-kartinian. Namun semangat dan perjuangan hidup lah yang seharusnya menjadi gambaran utama seorang kartini.
Mungkin kita perlu merenungi kembali makna kartini bagi wanita dan Indonesia. Kita butuh mendalami lagi filosofi kehidupan yang diajarkan mendiang Kartini. Sehingga cita-cita dan perjuangan R.A Kartini masuk dan mendarah daging dalam kehidupan kita semua. Bukan hanya perbaikan kelas sosial, namun juga perbaikan nilai-nilai kehidupan untuk sebuah negara yang jauh lebih baik lagi. Semoga semangat ini akan terus hidup dalam hidup kita, selamat hari Kartini Indonesia.
Muhammad Subkhan,
Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Unair