Kamis, September 11, 2025
LAWANG POST
No Result
View All Result
  • Login
  • Terkini
  • Pembangunan
  • Pendidikan
  • Regulasi
  • Tokoh
  • Editorial
  • Agama
  • Olahraga
  • Wisata Budaya
  • Terkini
  • Pembangunan
  • Pendidikan
  • Regulasi
  • Tokoh
  • Editorial
  • Agama
  • Olahraga
  • Wisata Budaya
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
">
">
Home Editorial

Indonesia: 1000 Following, 10 Followers

by aan
03/03/2013
in Editorial
0
0
SHARES
24
VIEWS

Masih melekat dalam pikiran kita semua ketika batik dan lagu rasa sayange yang kita anggap sebagai hasil budaya telah nyaris lenyap pindah ke negeri seberang. Beruntung kala itu kita terbangun dan memperjuangkannya, sehingga budaya luhur itu masih tetap di pangkuan ibu pertiwi. Tapi seiring berjalannya waktu, dan kian berkembangnya globalisasi, masihkah kita akan percaya bahwa itu semua adalah budaya kita?

Globalisasi adalah sebuah gerakan yang akan mengikis batasan-batasan setiap daerah, wilayah, dan negara. Gerakan yang bercita–cita untuk menjadikan dunia ini menjadi satu, dengan segala kemiripan di dalamnya, termasuk budaya. Menggunakan media massa dan kemajuan teknologi untuk memaparkan segala aktivitas di dunia telah menjadi jalan yang lapang bagi gerakan ini, hingga hampir setiap negara telah melihat negara lain, keindahannya, keunikannya, kurang dan lebihnya dengan mudah. Tak terkecuali Indonesia, melihat dan dilihat dengan mudah.

READ ALSO

Mengapa Harus Lapor Inspektorat ?

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Sayangnya kita lebih banyak melihat dari pada dilihat. Sehingga konsekuensi logis dari melihat kemudian meniru telah terjadi di hampir setiap aspek dari cara dan gaya hidup kita. Mulai dari gaya berpakaian, cara bergaul, cara dan jenis makanan, hingga cara kita berbudaya telah banyak mendapat pengaruh dari banyak pihak. Mungkin kita tidak serta merta meninggalkan budaya kita, namun terjadi negosiasi yang cenderung memenangkan pihak luar. Contoh paling mudah adalah dari musik, dangdut yang kita anggap musik rakyat, kini telah mengalami perubahan yang signifikan guna menjaga eksistensinya. Dangdut kerap kali disandingkan dengan musik beraliran tecno, yang cenderung lebih diterima oleh telinga remaja sekarang.

">

Selain itu, masih banyak lagi kehebohan di dunia ini yang telah merasuki kehidupan orang Indonesia. Gangnam style dan harleem shake yang kini populer di seantero jagad, juga menjadi tontonan favorit kita semua, hingga kita mulai malu dan bosan jika melihat tarian andun, tarian kecak, atau tarian-tarian lain yang notabene adalah jati diri kita. Minimnya keinginan generasi muda untuk mau mengenal dan melestarikan budayanya menjadikan masalah ini kian keruh. Ini semua hanya sepenggal contoh dari ribuan contoh yang jelas terpampang di mata kita semua, dan kita nikmati bersama.

Maka tidaklah salah jika kita mulai lupa akan jati diri sebagai penghuni negeri ini, karena apa yang kita lihat bukan lagi apa yang kita miliki. Lambat laun mungkin kita tidak akan lagi ingat bahwa kita memiliki batik, gendang, wayang, dan kebudayaan lainnya, yang mungkin kita tahu nantinya hanya nama Indonesia. Maka inilah kita sekarang, dan mungkin untuk waktu yang akan datang, Indonesia negara dengan 10 pengikut dan ribuan yang diikuti.

Muhammad Subkhan,
Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Unair

Tags: budayaglobalmasyarakat

Related Posts

Dua Pejabat Eselon II Dilaporkan Ke Inspektur Kabupaten Malang
Editorial

Mengapa Harus Lapor Inspektorat ?

06/10/2020
Dugaan Persekongkolan Tender dilaporkan ke Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Malang
Editorial

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

06/10/2020
Memahami Peranan Pers Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara
Editorial

Memahami Peranan Pers Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara

09/11/2013
Keterkaitan Dana BOS Dengan Penerimaan Peserta Didik Baru
Editorial

Keterkaitan Dana BOS Dengan Penerimaan Peserta Didik Baru

06/10/2020
Editorial

Guru: Pahlawan Dengan Tanda Jasa

23/04/2013
Editorial

Kartini Kini : Representasi Borjuis Indonesia

23/04/2013
Next Post
tes SNMPTN

Pendaftaran SBMPTN 2013 Melalui Ujian Tulis

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

POPULAR NEWS

Visi dan Misi Pernikahan Menurut Al Quran

Visi dan Misi Pernikahan Menurut Al Quran

30/11/2022
Arek Kampung Kauman Selamatkan Uang Rakyat

Semar dan Anak-anaknya – Simbol Rakyat Sadar Hukum

29/11/2022
Asas-asas dan Tujuan UU. Nomor 11 Tahun 2008 – Internet dan Transaksi Elektronik

Asas-asas dan Tujuan UU. Nomor 11 Tahun 2008 – Internet dan Transaksi Elektronik

10/03/2011
Pokok-Pokok Etika Kehidupan Berbangsa

Pokok-Pokok Etika Kehidupan Berbangsa

28/12/2022
Oknum Koordinator Sensus Kecamatan BPS Kabupaten Malang Diduga Sering Terima Gratifikasi Dari Mitra BPS

Oknum Koordinator Sensus Kecamatan BPS Kabupaten Malang Diduga Sering Terima Gratifikasi Dari Mitra BPS

05/04/2023

EDITOR'S PICK

jam belajar di SD

Jam Pelajaran SD Akan Diperpanjang Menjadi 30 Jam/Minggu

01/03/2013
Kuliah Umum di Pemkab Malang

Kuliah Umum Ryaas Rasyid di Kabupaten Malang

24/12/2012
Dies Natalis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang

Dies Natalis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang

07/01/2011
Pelantikan Anggota DPRD Kabupaten Malang Periode 2009-2014

Operasi Katarak Gratis di Puskesmas Tumpang

06/12/2010
LAWANG POST

© 2023 Lawang Post - Gerbang Informasi Pembangunan.

Navigate Site

  • Privasi
  • Redaksi
  • Kontak
  • Tentang

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Terkini
  • Pembangunan
  • Pendidikan
  • Regulasi
  • Tokoh
  • Editorial
  • Agama
  • Olahraga
  • Wisata Budaya

© 2023 Lawang Post - Gerbang Informasi Pembangunan.