Jakarta/LP). Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada hari Jumat tanggal 24 Pebruari 2012 mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk melakukan koreksi terhadap pelaksanaan reformasi. Beliau mengatakan “Mari saudara-saudara dan seluruh rakyat Indonesia dengan penuh kesadaran dengan niat baik dan tanggungjawab kita lakukan koreksi-koreksi seperlunya. Tidak perlu menunggu datangnya koreksi sejarah yang seringkali harganya sangat mahal”. Hal ini disampaikan dalam sambutannya pada Munas ke-9 Generasi Muda Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra-Putri TNI-Polri (FKKPPI).
Selanjutnya Presiden menyatakan, koreksi atas pelaksanaan reformasi yang disampaikannya adalah tetap berangkat dari posisi yang telah kita pilih, yaitu demokrasi dan kebebasan tetap terjaga.
Pada awal pidatonya, Presiden SBY mengemukakan, bahwa di era kebebasan dan demokrasi sekarang ini, di era mengemukanya tuntutan hak, hak-hak azasi manusia, dan kebebasan berserikat dan berkumpul, kebebasan pers, desentralisasi dan otonomi daerah, yang kita jalankan pada era reformasi sebagian besar membuat kebaikan karena itu amanah. Tetapi ada yang terasa melemah, yaitu tiada lagi solidaritas, persaudaraan serta persatuan dan kesatuan bangsa dan persatuan diantara kita semua.
Bahkan akhir-akhir ini muncul kembali gejala disharmoni berupa aksi-aksi kekerasan, main hakim sendiri serta aksi premanisme atau konflik horisonal. Presiden menyebut, ini adalah akses dari reformasi yang kita jalankan, akses dari cara-cara yang keliru akan kebebasan dan hak individu.
Presiden juga mendukung gagasan perlunya dilakukan perubahan paradigma dan perilaku gerakan kepemudaan, dari gerakan yang sering dilihat bernuansa demonstrative anarkhis menjadi sebuah gerakan yang berbasis moral force, intelektualisme dan profesionalis. “Kekuatan kaum muda termasuk kekuatan mahasiswa justru disitu gerakan moral atau moral force, daya intelektualisme untuk menyampaikan gagasan-gagasan yang segar, dan juga profesionalismenya. Kita ingin negara kita seperti itu, sehingga tidak kering idealisme, dan kita menata dan membangun diri untuk menuju masa depan yang lebih baik,” kata Presiden.(Sumber Sekretariat Kabinet)