Setelah beberapa saat yang lalu Presiden SBY mengeluhkan tentang melonjaknya harga bawang putih, kini giliran Gubernur Jawa Timur Soekarwo yang juga memberikan perhatian mengenai hal ini. Orang nomor satu di Jatim itu mengungkapkan bahwa Jawa Timur memang tidak cocok dijadikan sentra pengembangan bawah putih.
Soekarwo mengaku produksi bawang putih di Jawa Timur memang minus karena merupakan daerah yang lahannya tidak cocok ditanami bawang putih. “Di Jawa Timur hanya mampu memproduksi 800 ribu ton bawang putih, padahal total kebutuhan masyarakatnya mencapai dua juta ton. Jelas ini minus,” terang Soekarwo saat menghadiri perayaan Dies Natalis Politeknik Negeri Malang pada hari Minggu 17 Maret 2013.
Pakdhe Karwo, begitu sapaan akrabnya, menilai wajar bila pemerintah memang harus mengimpor bawang putih dari luar negeri, hanya saja jumlah impornya harus dibatasi dan tidak mengambil keuntungan yang tinggi. Menurutnya ini adalah tugas negara untuk menghitung dengan seksama kebutuhan produk bawang putih.
Solusi lain yang ditawarkan Mantan Sekda Provinsi Jawa Timur ini adalah dengan menggenjot kawasan di Indonesia yang lahannya sangat produktif ditanami bawang putih, seperti misalnya di Indonesia Timur. “Di Indonesia Timur lahannya sangat cocok ditanami bawang putih sehingga perlu digenjot produksinya untuk menyuplai daerah-daerah lain agar harga bawang putih bisa stabil kembali,” katanya.