Dalam pustaka kejawen masih dijumpai adanya ramalan Joyoboyo yang menyatakan bahwa secara berturut-turur Indonesia dalam jaman keemasan akan diperintah oleh para satria piningit yang antara lain Satria Kinunjara Murwo Kuncoro, Satria Mukti Wibowo Kesandung Kesampar, Satrio Jinumput Sumela Atur, Satria Lelono Tapa Ngrame, Satria Piningit Hamong Tuwuh, Satria Boyong Pambuka ning Gapura dan terakhir adalah Satria Pinandhita Sinisihan Wahyu. Kenyataan di dalam masa perjalanan bangsa Indonesia ini dapat dirasakan apa yang ada dalam ramalan tersebut ternyata cocok dengan fakta yang terjadi, misalnya secara berturut turut penguasa di Indonesia pada masa kemerdekaan sampai hari ini sepertinya benar benar cocok dan menjadi kenyataan.
Soekarno disebut sebagai satria kinunjara murwo kuncoro yang artinya mengalami hidup di penjara sebelum memegang tampuk pimpinan. Soeharto disebut sebagai satria mukti wibowo kesandhung kesampar yang artinya memerintah dengan penuh wibawa tetapi pada akhir pemerintahannya dipersalahkan oleh banyak orang. Habibie disebut sebagai satria jinumput sumelo atur yang artinya memegang kekuasaan tanpa melalui pemilihan, tetapi kepemimpinannya hanya karena untuk mengisi kekosongan.
Gus Dur disebut sebagai satria lelono tapa ngrame, karena walaupun fisiknya kurang memenuhi syarat akan tetapi dengan berkeliling dunia dapat meyakinkan dunia tentang keberadaan Indonesia. Megawati disebut sebagai satria piningit hamong tuwuh yang artinya seorang ratu yang dipingit yang kemudian mendapatkan legitimasi luas karena dari keturunannya. Susilo Bambang Yudhoyono disebut sebagai satria boyong pambukaning gapura yang mempunyai arti satria yang berpindah tempat dan membuka gerbang. Disebutkan pula bahwa ia adalah negarawan tanpa pamrih yang akan menjembatani ke arah kemakmuran, meletakkan pondasi kenegaraan baru seperti membuka pintu gapura zaman keemasan.
Sedangkan berikutnya adalah satria pinandhita sinisihan wahyu yaitu seorang satria yang berjiwa dan bersemangat religius kuat. Dia merupakan pemimpin yang ditunggu tunggu karena akan membawa bangsa Indonesia ke arah kemakmuran dan kesejatian yang hakiki. Mungkinkah ramalan ini masih bisa terwujud di era sekarang?
Johan Suharto, seorang penghayat aliran kepercayaan berpendapat bahwa bagi orang Jawa ramalan Joyoboyo masih merupakan suatu kepercayaan yang sulit untuk dihapuskan begitu saja, karena orang Jawa masih tetap mendambakan kehidupan yang adil dalam kemakmuran dan makmur dengan berkeadilan. Artinya hidup guyub rukun dan sejahtera dalam naungan Tuhan Yang Maha Esa.
Sedangkan Djunaedi yang sudah sejak lama mendalami ilmu kekuatan bawah sadar menyatakan bahwa hal itu bisa saja terjadi, karena kekuatan sesungguhnya pada manusia adalah kekuatan bawah sadarnya yang dalam bahasa Islamnya adalah kekuatan Al-Latief (asmaul husna). Kalau memang ada orang yang mempersiapkan diri untuk menerima anugerah ilahi dalam membawa bangsa ini menuju kesejatian bangsa dan kemakmuran, mengapa tidak ? Karena tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah, semuanya terserah kehendak DIA yang berkuasa atas segala sesuatu.
Demikian pula dengan Ki Abas Sugiono ahli supranatural yang sudah kondang di beberapa negara ASEAN ini. Ki Abas berpendapat bahwa memang segala sesuatu bisa saja terjadi, karena orang Jawa itu lebih kuat kepercayaannya pada hal hal yang berbau supranatural. Dan di dalam dunia supranatural prinsipnya segala yang tidak mungkin bagi manusia normal, bagi supranatural sangat mungkin sekali. Bahkan bisa dikatakan secara pasti akan terjadi sesuatu yang mungkin mustahil terjadi bagi manusia biasa. Apa yang dikatakan Dr Sindung Marwoto MA dalam buku Ramalan Prabu Jayabaya terbitan Panji Pustaka Yogyakarta tahun 2007, perlu memperoleh kajian lebih lanjut terutama dalam pola pemikiran baru hasil reformasi dan demokrasi yang dimotori mahasiswa yang lalu.
Nostradamus
mengatakan SATRIO PININGIT atau LAKI-LAKI DARI TIMUR
Menguak Misteri Presiden ke 7 Indonesia
Pakem yang kami uraikan
ini hampir tidak pernah didengar atau dibicarakan oleh publik karena tidak
pernah dipublikasikan. Pakem ini hanya diketahui oleh orang-orang tertentu yang
jumlahnya pun sangat terbatas karena penyampaiannya hanya dilakukan secara
temurun dari orangtua kepada anak-anaknya. Pakem ini disampaikan oleh Imam
Masdariyanto, seorang mantan Kepala Desa di Jember, Jawa Timur. Ia memperoleh
pakem ini dari ayahnya, Syamsul, seorang carik (sekretaris desa) Desa Srengat
Blitar, pada 1972. :
ROJO HERU COKRO
KASIO-SIO
ROJO ASMORO KINGKIN
ANGKORO ARTO
ROJO SOKO SEBERANG
ROJO TANPO NETRO
ROJO TUNO WICORO
ROJO NOTO KUSUMO
ROJO JOKO LELONO PRANOTO
NUSWANTORO
Pakem ini sudah
diterbitkan dalam bentuk buku oleh pasardesa press dengan judul “Menguak
Misteri Presiden ke & Indoneisa” ditulis oleh Nawawi A. Manan &
Surjokotjo
……………. Sebuah tulisan
berjudul “menguak misteri Presiden Ke 7 Indonesia”, Tulisan itu dalam bahasa
jawa dan saya tidak tahu artinya. Apakah admin bisa membantu saya menerjemahkan
kedalam bahasa Indonesia ? sekaligus menjelaskan arti atau makna yang ada dalam
tulisan itu.
Untuk admin ketahui,
saat ini saya sudah berada di pertemuan tiga buah laut yaitu pulau Sulawesi,
Nostradamus mengatakan Satrio Piningit atau LAKI-LAKI DARI TIMUR berada di
wilayah itu. Mudah-mudahan tulisan yang akan admin terjemahkan dapat membantu
saya menemukan titik kordinat yang kita cari selama ini.
Terima Kasih.
Dikutip dari BLOG
RODA HUKUM
http://satriopiningitmuncul.wordpress.com/