Dibuka tari topeng Malang, Wakil Presiden Boediono banyak memberi wejangan kepada guru dan siswa yang hadir di MTSN I Kota Malang. Dihadapan peserta pria asal Blitar ini, bercerita panjang lebar terkait masa kecil dan harapannya kepada madrasah untuk mencetak generasi unggulan, Senin (25/3).
Ketika ditanya, siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri I Malang, M Al Faruq terkait cita-citanya saat kecil, Boediono menjelaskan saat kecil sama sekali tidak bercita-cita jadi wakil presiden. Semasa kecil ia justru bercita-cita ingin menjadi pembuat wayang kulit.
Cita-cita menjadi pembuat wayang kulit sangat diinginkan Boediono karena melihat betapa indahya wayang kulit. Memasuki SMP cita-cita itu berubah ia ingin menjadi insinyur namun tidak kesampaian. Akhirnya dia justru terjun ke bidang ekonomi yang sebelumnya tidak pernah diinginkannya.
“Seseorang jika memiliki cita-cita namun akhirnya berubah tidak perlu merasa berdosa, sebab cita-cita yang tidak tercapai dan akhirnya berubah merupakan bagian dari proses kehidupan,” kata Boediono.
Orang nomor dua di Indonesia itu menambahkan inti dari kesuksesan bukanlah cita-cita masa kecil yang harus dicapai, kesuksesan adalah mengerjakan apapun dengan sebaik mungkin. Jika melakukan dengan kemampuan maksimal hal itu akan membawa ke jalur kesuksesan.
Dalam kunjungan ke MTSN I Jl. Bandung Kota Malang, Boediono disertai beberapa pejabat penting di Indonesia. Kunjungan ini didampingi Mentri Agama Suryadarma Ali, Gubernur Jatim Soekarwo dan Walikota Malang Peni Suparto.
Dalam kesempatan ini, Mantan Gubernur BI itu juga menegaskan bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul. Karena itu para siswa madrasah khususnya harus menyiapkan diri sebagai calon pemimpin bangsa.
“Para siswa saat ini pastinya akan menggantikan kami, jadi jangan membuang-buang waktu. Jangan ditunda karena akan tertinggal dari negara lain,” terang Boediono.
Ada dua hal yang harus dimiliki generasi muda sebagai pemimpin, yakni kemampuan menjadi pemimpin dibidang ilmunya masing-masing. Kedua harus mempunyai karakter pemimpin yang membedakan dengan yang akan dipimpin.
“Untuk mendapatkan ilmu, banyak sekali sumbernya, dimanapun kapanpun dan pada siapapun kita bisa belajar. Yang penting mau membuka hati untuk menerima hal-hal yang bermanfaat,’ tegasnya.
Generasi muda saat ini dimudahkan dalam belajar karena perkembangan teknologi seperti internet. Diharapkan hasil pembelajaran bisa lebih baik demi kemajuan bangsa. Ini berbeda dengan eranya dahulu ketika belajar, sebab Wapres menceritakan saat sekolah tidak memakai sepatu, beli buku mahal namun dia bisa menjadi wakil Presiden.
“Saat ini anak-anak serba tercukupi, harusnya bisa lebih maju daripada saya,” tegas Boediono.
Tidak hanya kepada Siswa, ia juga berpesan kepada guru dan tenaga pendidik yang diberi amanah besar mendidik calon pemimpin bangsa. Tugas guru yang berat tapi mulia, karena kunci dari kemajuan bangsa adalah pada pendidikan.
“Saya senang saat ini madrasah lebih maju dan banyak prestasinya,’ pungkas Boediono. Sumber: Humas Pemkot Malang.